MOTORESTO.ID BANDUNG – Dalam era di mana kendaraan berbasis hybrid dan listrik semakin mendapat tempat di pasar otomotif Indonesia, Suzuki Fronx GL membuktikan bahwa mesin konvensional pun masih mampu bersaing dari sisi efisiensi. Varian terendah dari lini baru Suzuki ini sukses mencatat konsumsi bahan bakar 1 liter per 23 kilometer dalam pengujian dunia nyata, tanpa bantuan teknologi elektrifikasi.

Pengujian dilakukan oleh tim Motoresto selama dua hari penuh di wilayah Bandung dan sekitarnya, dengan rute kombinasi yang menantang mulai dari kemacetan khas kota, tanjakan tajam di kawasan pegunungan, hingga perjalanan jarak menengah antarkota. Unit yang digunakan adalah Suzuki Fronx GL bertransmisi otomatis 4-percepatan, yang ditenagai mesin K15B 1.5L, mesin bensin yang sama digunakan pada beberapa model Suzuki seperti Ertiga dan XL7.

Performa Jalan Nyata: Efisien di Segala Medan

Hari pertama pengujian dimulai dari kawasan Pasteur, melintasi rute menuju daerah wisata Ciwidey yang terkenal dengan jalannya yang berliku dan menanjak. Perjalanan berlanjut hingga ke area Cimanggu dan kembali ke Hotel Grand Aquila, Bandung. Hari kedua, mobil kembali diuji melalui rute Pasteur – Jatinangor – Pasteur, mewakili lalu lintas padat jalanan antar kota serta kondisi stop-and-go yang umum terjadi.

Meski bukan varian hybrid, Fronx GL matic menunjukkan karakter berkendara yang efisien berkat pengaturan mesin dan transmisi yang optimal. Transmisi otomatis 4-percepatan yang digunakan mungkin terdengar kuno di tengah tren CVT, namun perpindahan giginya terasa halus dan terkoordinasi baik dengan karakter mesin, khususnya saat melintasi tanjakan atau saat mobil membutuhkan torsi ekstra.

Fitur mode “L” (Low) pada tuas transmisi menjadi nilai tambah tersendiri. Mode ini mengunci transmisi pada gigi rendah, memberikan traksi dan torsi yang lebih besar, sangat berguna saat menanjak atau menuruni medan curam. Engine brake yang dihasilkan pun membantu menjaga kecepatan tanpa terlalu bergantung pada rem utama, yang secara tidak langsung juga berdampak pada efisiensi bahan bakar.

Konsumsi BBM: Tembus 1:23 Tanpa Bantuan Teknologi Hybrid

Dari pengujian dua hari tersebut, konsumsi bahan bakar tercatat stabil di angka 1 liter untuk 23 kilometer, angka yang cukup mengejutkan untuk mobil bensin konvensional. Hasil ini bahkan mampu bersaing dengan beberapa mobil LCGC yang secara dimensi dan bobot lebih kecil.

Efisiensi ini tidak didapat dengan mengorbankan kenyamanan berkendara. Fronx GL terasa lincah saat dikendarai di kota, berkat dimensinya yang kompak dan ground clearance yang cukup tinggi. Suspensinya menyerap guncangan dengan baik, bahkan saat melintasi jalan bergelombang atau rusak ringan. Setirnya ringan namun tetap memberikan feedback yang cukup, membuat manuver di jalan sempit atau saat parkir terasa mudah.

Interior Fronx GL juga cukup fungsional. Meski tidak semewah varian GX atau SGX, kualitas material dan tata letaknya tetap baik. Pengemudi dan penumpang mendapatkan ruang kaki dan kepala yang cukup lega, serta posisi duduk yang ergonomis. Sistem hiburan dasar dan AC tetap tersedia untuk mendukung kenyamanan selama perjalanan. Tidak lupa Fronx Gl sudah disematkan wireless Android Auto dan Apple Carplay.

Hasil konsumsi BBM yang dicapai Suzuki Fronx GL menegaskan bahwa efisiensi bahan bakar tidak selalu harus datang dari teknologi hybrid yang lebih kompleks dan mahal. Dengan mesin bensin yang teruji dan pengaturan transmisi yang cermat, Fronx GL bisa menjadi pilihan ideal bagi konsumen yang membutuhkan kendaraan harian yang ekonomis, praktis, dan tetap nyaman digunakan dalam berbagai kondisi jalan.

Bagi pengguna yang banyak menghabiskan waktu di jalanan perkotaan maupun melakukan perjalanan antarkota dengan intensitas tinggi, efisiensi BBM seperti ini jelas memberikan keuntungan finansial jangka panjang. Apalagi dengan harga BBM yang terus berfluktuasi, setiap kilometer yang bisa ditempuh dengan satu liter bahan bakar akan sangat berarti.

Dengan harga yang kompetitif dan performa konsumsi bahan bakar yang terbukti hemat, Suzuki Fronx GL layak dipertimbangkan oleh calon konsumen yang mencari kombinasi antara fungsionalitas, efisiensi, dan keterjangkauan.