Begini Strategi Alva Hadapi Pasar Tanpa Subsidi Pemerintah

MOTORESTO.ID, JAKARTA – Dalam tiga tahun perjalanannya di industri kendaraan listrik roda dua, Alva terus menunjukkan komitmennya untuk menghadirkan pilihan motor listrik bagi masyarakat Indonesia. Tidak hanya menyasar segmen premium, kini Alva juga menghadirkan opsi dengan harga lebih terjangkau, dengan menghadirkan Alva N3.
CEO Alva, Purbaja Pantja, menegaskan bahwa strategi perusahaan bukan sekadar menghadirkan produk, tetapi juga membangun ekosistem pendukung. Menurutnya, industri motor listrik bukan hanya bicara soal motor itu sendiri, melainkan juga infrastruktur yang menunjang kenyamanan konsumen.
“Kalau kita cerita industri baru, kita bukannya cerita mengenai produknya sendiri, tapi ekosistem yang juga harus dibangun. Dalam konteks ini, kami sudah menghadirkan boost charging station dan service point di berbagai wilayah,” ujar Purbaja.
Fokus Ekosistem
Hingga saat ini, Alva sudah memiliki sekitar 40 service point yang tersebar di berbagai kota. Jumlah ini disebut sebagai salah satu aspek penting untuk memberikan rasa aman dan kemudahan bagi konsumen setelah membeli motor listrik Alva.
Selain itu, Alva juga mengembangkan Alva Intelligent Charging System (AICS) sebagai solusi pengisian daya yang lebih efisien. Inovasi ini diharapkan dapat mengurangi kekhawatiran konsumen terhadap jarak tempuh dan durasi pengisian baterai.
“Kami merasa achievement yang sudah kami capai lumayan banyak, dan tentu ini tidak lepas dari dukungan konsumen. Ke depan, perjalanan masih panjang, dan fokus kami adalah memperluas ekosistem,” jelas Purbaja.
Strategi Produk Baru?
Sejak awal hadir, Alva dikenal dengan produk-produk premium dengan harga di kisaran Rp30 juta ke atas. Namun tahun ini, perusahaan menghadirkan Alva N3 sebagai alternatif yang lebih ramah di kantong konsumen. Produk ini diyakini mampu memperluas penetrasi pasar dan memberikan pilihan sesuai kebutuhan masyarakat.
Selain N3, Alva juga memperkenalkan varian terbaru Alva Cervo X, yang menawarkan penyegaran teknologi dan desain. Purbaja menegaskan bahwa peluncuran produk baru akan terus dilakukan, sesuai dengan kebutuhan konsumen.
“Ke depan, kami selalu melihat apa lagi yang kira-kira konsumen dambakan. Fokus kami adalah menghadirkan motor listrik yang membuat pengguna lebih tenang dalam perjalanan, terutama dengan adanya boost charging station,” tambahnya.
Tantangan Pasar Tanpa Subsidi Pemerintah
Tahun 2024 menjadi periode penyesuaian bagi industri motor listrik di Indonesia. Jika tahun sebelumnya didukung oleh subsidi pemerintah, kali ini produsen harus menghadapi pasar tanpa insentif serupa.
Purbaja mengakui adanya dampak dari kondisi ini, namun tetap optimistis karena Alva memiliki portofolio produk yang lebih variatif. “Impact memang ada, tapi dengan hadirnya N3 kami bisa memberi pilihan lebih bagi masyarakat dari sisi performa maupun harga,” ujarnya.
Meski subsidi tidak lagi tersedia, Alva berharap dukungan pemerintah bisa hadir dalam bentuk lain, terutama pada aspek ekosistem. Dukungan berupa ketersediaan charging station publik, insentif parkir gratis untuk motor listrik, atau kebijakan serupa dinilai sangat membantu mempercepat adopsi kendaraan listrik.
“Banyak hal yang sebenarnya bisa dilakukan. Intinya, semua bentuk dukungan yang memudahkan pengguna akan membantu industri ini tumbuh lebih cepat,” kata Purbaja.
Diskusi intensif antara pemerintah dan pelaku industri masih terus berjalan melalui asosiasi AISMOLI, di mana Alva menjadi salah satu anggotanya.
Ekspansi ke Luar Jawa
Selain fokus pada pengembangan ekosistem di Jawa dan Bali, Alva juga mulai melakukan ekspansi ke wilayah lain. Salah satunya melalui kehadiran Alva Studio di Pasir, yang dioperasikan bersama mitra lokal. Fasilitas ini tidak hanya berfungsi sebagai showroom, tetapi juga sebagai pusat layanan purna jual untuk memastikan pengalaman konsumen tetap terjamin.