Ekspor Mobil Listrik China Turun 18 Persen, Eropa Alami Penurunan Terbesar

MOTORESTO.ID, JAKARTA -- Ekspor kendaraan listrik (EV) dari China tercatat mengalami penurunan signifikan pada Februari 2025. Berdasarkan data dari Bea Cukai China yang dianalisis Bloomberg, pengiriman EV ke luar negeri turun sebesar 18 persen dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya, menjadi 92.625 unit.
Penurunan ini menjadi sorotan di tengah kekhawatiran produsen mobil Barat terhadap dominasi China di pasar EV global. Meski sebelumnya digadang-gadang tak terhentikan, data terbaru menunjukkan bahwa ekspansi global kendaraan listrik China menghadapi tantangan baru.
Berdasarkan laporan Carscoops, Beberapa faktor yang memicu penurunan ini antara lain berkurangnya insentif pemerintah di negara tujuan, meningkatnya permintaan pada kendaraan hybrid plug-in (PHEV), serta turunnya minat pada merek tertentu seperti Tesla. Selain itu, konsumen di Eropa dan Asia juga mulai mempertimbangkan kembali pembelian EV, terutama yang berasal dari produsen China.
Penurunan paling tajam tercatat di Korea Selatan, yakni sebesar 51 persen (menjadi 3.151 unit), dan Spanyol sebesar 49 persen (menjadi 2.664 unit). Ekspor ke Belgia, pasar ekspor besar untuk China, juga anjlok 41 persen, meski negara ini masih menyerap 10.105 unit selama Februari.
Sebaliknya, beberapa negara mencatatkan lonjakan signifikan. Ekspor ke Meksiko naik 623 persen menjadi 7.847 unit, sementara Indonesia meningkat 79 persen menjadi 5.737 unit. Turki bahkan mengalami lonjakan hingga 131 persen.
Jika dilihat berdasarkan kawasan, Asia masih menjadi pasar utama dengan menyerap 47.960 unit—atau setengah dari total ekspor—meski turun 2,7 persen. Sementara Eropa mengalami penurunan ekspor terbesar, yakni 30 persen, setelah sebelumnya turun 14 persen pada Januari 2025.
Meski secara total ekspor EV China dari Januari hingga Februari 2025 naik 4,3 persen menjadi 258.973 unit, penurunan tajam di beberapa pasar utama menunjukkan bahwa dominasi global mereka tidak lepas dari tantangan.