Ogah Beli Mobil Listrik, Kebakaran EV Mercedes-Benz Ancam Pasar Kendaraan Listrik Korea Selatan
MOTORESTO.ID, JAKARTA -- Kebakaran besar yang melibatkan kendaraan listrik Mercedes-Benz EQE di Incheon, Korea Selatan, awal bulan ini, berdampak signifikan pada pasar kendaraan listrik di negara tersebut. Insiden ini menyebabkan penurunan harga EV dan kekhawatiran konsumen mengenai keamanan baterai.
Salah seorang pedagang veteran di pasar mobil bekas Janghanpyeong, melaporkan penurunan harga kendaraan listrik bekas setelah kebakaran tersebut.
"Harga kendaraan listrik turun karena banyak orang enggan membelinya," Katanya, dikutip dari Nikkei Asia.
Model Mercedes-Benz EQE 2022, misalnya, saat ini dipasarkan dengan harga serendah 54 juta won (Rp 620 Juta) dari harga awal 60 juta won (Rp 697 Juta).
Kebakaran yang melanda tempat parkir bawah tanah tersebut tidak hanya melibatkan satu kendaraan, tetapi juga berdampak pada ratusan kendaraan lain. Survei terbaru menunjukkan bahwa enam dari sepuluh pemilik EV khawatir tentang kompensasi jika terjadi kebakaran.
"Permintaan kendaraan listrik domestik menurun hampir setengahnya setelah insiden ini," ujar Lee Hang-koo dari Jeongbuk Institute of Automotive Convergence Technology.
Sebagai respons, pemerintah Korea Selatan mempertimbangkan peraturan ketat, termasuk mewajibkan produsen mengungkapkan informasi tentang baterai mereka. Mercedes-Benz mengonfirmasi bahwa model EQE 350+ yang terbakar menggunakan baterai dari Farasis Energy asal China.
Sementara itu, produsen baterai seperti LG Energy Solution berusaha meredakan kekhawatiran dengan mengembangkan perangkat lunak diagnostik keamanan baterai. LG berencana menjual program ini kepada produsen mobil global sebagai respons terhadap insiden tersebut.
"Perangkat lunak ini didukung oleh berbagai paten dan data empiris untuk meningkatkan sistem manajemen baterai," kata Chung Hyuk-sung, wakil presiden LG.
Insiden kebakaran kendaraan listrik bukan hanya masalah Korea Selatan; kasus serupa juga dilaporkan di Portugal, California, dan China, menunjukkan tantangan global dalam mengelola keselamatan kendaraan listrik.