Hadapi Bangkitnya Industri Otomotif China, Ini yang Dilakukan Jepang di ASEAN
MOTORESTO.ID,TOKYO--Pabrikan otomotif Jepang kini mulai mengatur strategi bisnisnya di pasar global terutama dalam menghadapi bangkitnya industri otomotif China.Salah satunya adalah dengan membangun kolaborasi bersama negara anggota ASEAN. Kedua pihak berencana untuk membuat strategi bersama pertama mereka dalam produksi dan penjualan mobil di blok Asia Tenggara, seperti yang dilaporkan surat kabar Nikkei, Senin (20/5).
Strategi bersama perlu dilakukan hingga 2035. Strategi ini mencakup kerjasama pelatihan personil, dekarbonisasi dalam produksi, pengadaan sumber daya mineral, dan investasi di bidang generasi mendatang seperti biofuel, seperti yang disampaikan Nikkei.
Jepang bermaksud untuk memanfaatkan 140 miliar yen ($899,51 juta) yang diperoleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri dalam anggaran bantuan ke negara-negara Selatan, untuk pelatihan personel, kata laporan itu.
Pekan lalu, produsen otomotif Jepang, Honda Motor berjanji untuk melipatgandakan investasi elektrifikasi dan perangkat lunaknya menjadi sekitar $65 miliar hingga tahun fiskal 2030, karena mereka menghadapi persaingan yang semakin ketat dari sejumlah produsen mobil asal China, termasuk BYD.
ASEAN selama ini menjadi basis produksi beberapa merek terkemuka asal Jepang, termasuk Toyota, Honda Motor dan lainnya. Pabrikan otomotif Jepang memproduksi lebih dari 3 juta kendaraan pertahun di kawasan ini. Sekitar 80 persen produksi kendaraan di ASEAN dieskpor ke kawasan Timur Tengah dan wilayah lain.
Teknologi Jepang banyak digunakan untuk mereduksi karbonsioksida bagi asap dari pabrik sebagai upaya memperbaiki lingkungan.
Kedua pihak akan melihat peluang penggunaan material penting untuk memeproduksi baterai mobil listrik termasuk melakukan riset dan daur ulang baterai bekas. Diantara proyek yang dibahas adalah kemungkinan menggunan bahan bakar biofuel dari bahan minyak goreng bekas.
Hingga kini produk otomotif Jepang masih merajai pasar di ASEAN. Namun, dengan kian menguatkan industri otomotif Cina seperti BYD dan SAIC Motor, tidak mustahil akan mengganggu pasar otomotif Jepang sehingga diperlukan adanya strategi baru termasuk berkolaborasi.