Home > Mobil

Daya Beli Melemah, Mazda Prediksi Pasar Otomotif 2025 Belum Stabil

Mazda melihat pasar otomotif Indonesia tahun 2025 belum akan pulih sepenuhnya
Dok. Motoresto.id
Dok. Motoresto.id

MOTORESTO.ID, JAKARTA -- Pabrikan otomotif asal Jepang, Mazda, harus berhadapan dengan tantangan pasar otomotif nasional yang belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan signifikan. Kondisi ekonomi yang fluktuatif, serta menurunnya daya beli masyarakat, membuat banyak produsen masih menahan diri dalam memproyeksikan pertumbuhan untuk tahun depan.

Chief Operating Officer PT Eurokars Motor Indonesia (EMI), Ricky Thio, menyampaikan bahwa situasi pasar otomotif di Indonesia diperkirakan masih akan stagnan hingga kuartal pertama 2025.

“Proyeksi tahun depan menurut saya belum bisa tergambar jelas. Sampai akhir tahun ini, kondisi pasar mungkin akan tetap seperti sekarang. Feeling saya, di kuartal pertama (Q1) tahun depan situasinya masih akan sama. Namun setelah itu, sentimen pasar sebenarnya cukup baik dan pergerakannya mulai positif,” ujar Ricky.

Menurut Ricky, total penjualan otomotif nasional hingga akhir 2024 diprediksi akan berada di kisaran 750.000 hingga 780.000 unit, turun dibandingkan tahun lalu yang mencapai hampir 899.000 unit.

“Kira-kira begitu. Tahun lalu kan sekitar 899 ribu unit, jadi memang ada penurunan,” jelasnya.

Untuk Mazda sendiri, target penjualan tahun ini berada di sekitar 3.500 unit, sedikit lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Penurunan ini dinilai masih sejalan dengan tren pasar otomotif secara umum.

“Untuk Mazda sendiri, target tahun ini di angka sekitar 3.500 unit. Lebih rendah dibanding tahun lalu, tapi sejalan dengan kondisi pasar yang juga menurun,” tambah Ricky.

Dok. Motoresto.id
Dok. Motoresto.id

Segmen Premium Tak Luput dari Dampak

Meski Mazda dikenal kuat di segmen premium, kondisi pasar yang lesu juga memengaruhi daya beli konsumen di kelas menengah ke atas.

“Daya beli memang menurun, dan segmen premium juga ikut terdampak. Semua lapisan, termasuk middle-up, ikut berhati-hati dalam penggunaan sumber daya,” kata Ricky. Ia menegaskan bahwa fenomena ini membuat konsumen semakin selektif dan rasional dalam menentukan pilihan kendaraan, termasuk mempertimbangkan efisiensi biaya kepemilikan dan nilai jangka panjang produk.

Kendati masih menghadapi berbagai tantangan, Mazda tetap menatap tahun depan dengan sikap optimistis namun realistis. Ricky menyebut, setelah kuartal pertama 2025, potensi perbaikan sentimen pasar mulai terlihat, terutama jika kondisi ekonomi nasional stabil dan kepercayaan konsumen kembali menguat.

× Image