Bicara Nasib Sepeda Motor Listrik ke Depan, Begini Kata AHM

MOTORESTO.ID,JAKARTA--Penurunan daya beli masyarakat saat ini berdampak pada penjualan kendaraan bermotor, termasuk sepeda motor listrik keluarag Honda. Bahkan hingga 2026 kebijakan pihak Astra Honda Motor (AHM) terhadap sepeda motor listrik tidak akan banyak berubah.
"Honda masih akan mempertahankan yang sekarang existing," kata Direktur Marketing Astra Honda Motor, (AHM) Octavianus Dwi di sela pameran sepeda motor Indonesia Motorcycle Show (IMOS) 2025, Rabu (24/9). Pihaknya akan meningkatkan layanan termasuk menambah lokasi swap station. Saat ini E-swap masih terbatas di Jakarta yang mencapai 22 titik.
Namun, jaringan bengkel AHM mencapai 1000 di Indonesia dan jumlah itu mungkin akan bertambah menjadi 1300 tahun ini. Fasilitas charging station akan disediakan dan bisa dimanfaatkan saat orang melakukan servis sepeda motor listriknya.
Pihak AHM sendiri sebenarnya ingin konsumen memiliki banyak pengalaman menggunakan sepeda motor listrik khususnya Honda terlebih dahulu. Dengan menggunakan motor listrik tentunya ada masukan dari konsumen, diler ataupun bengkel.
Hal itu tampak dari kegiatan komunitas, layanan purna jual, dan kegiatan lainnya. Sehingga ke depan konsumen tidak ragu lagi saat menggunakan sepeda motor listrik karena ekosistem telah mendukung. "Bagi kami motor bukan hanya bicara produk tapi juga non product value yang harus di deliver ke konsumen," kata Dwi.
Di IMOS ini sepeda motor listrik Honda juga akan kembali dipromosikan. Hal itu tampak dari hadirnya sejumlah motor listrik di both Honda. Namun, bicara target penjualan di IMOS ini, Dwi mengaku tidak memiliki target khusus. Pihak AHM sendiri juga menghadirkan sepeda motor sport, leisure hingga fashion yang dapat dinikmati pengunjung. "Di IMOS kita lebih banyak memberikan total experience ke konsumen, khususnya yang punya Honda," katanya.
Namun, Dwi juga mengakui lesunya penjualan tahun ini secara keseluruhan telah memicu koreksi target penjualan. Dengan kebijakan pemerintah diharapkan mampu memperbaiki daya beli masyarakat. "Koreksi sedikit hanya single digit, harapannya masih sama dengan tahun lalu," katanya.