Home > Bisnis

GIIAS 2025 Jadi Sorotan, Begini Dukungan Pemerintah dan Posisi Indonesia di Industri Otomotif Global

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang ungkap pentingnya GIIAS 2025 bagi ekonomi nasional
Dok. Motoresto.id
Dok. Motoresto.id

MOTORESTO.ID, JAKARTA -- GIIAS 2025 resmi dibuka dengan penuh semangat dan dukungan besar dari pemerintah. Acara tahunan yang digelar di ICE BSD ini tidak hanya menjadi ajang unjuk gigi teknologi otomotif terbaru, tetapi juga mencerminkan kemajuan signifikan Indonesia dalam industri manufaktur dan ekspor kendaraan.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa kehadiran pemerintah di GIIAS merupakan bentuk penghormatan sekaligus dukungan penuh terhadap pertumbuhan industri otomotif nasional.

“GIIAS melampaui sekadar pameran. Ini adalah momentum penting untuk mendorong kembali minat belanja masyarakat, serta mengukuhkan posisi strategis Indonesia dalam peta industri otomotif dunia,” ujar Agus dalam sambutannya.

Menurutnya, GIIAS kini menjadi pameran otomotif terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok, melampaui pameran bergengsi seperti di Detroit, Frankfurt, dan Paris. Ini menegaskan potensi besar pasar otomotif Indonesia, baik dari segi jumlah, pertumbuhan, maupun daya tarik bagi investor global.

Tak hanya itu, GIIAS juga menjadi penggerak ekonomi nasional. “GIIAS 2024 telah terbukti menjaga momentum pertumbuhan ekonomi lewat industri otomotif, dan menjadi fondasi kuat bagi pelaksanaan tahun ini,” tambah Agus.

Lebih dari sekadar ajang pameran, GIIAS menjadi platform strategis kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan mitra internasional. Dalam konteks transformasi otomotif global yang mengarah pada kendaraan listrik, terkoneksi, dan berkelanjutan, GIIAS berperan sebagai katalis perubahan.

Tema GIIAS 2025, “Empowering the Future”, menjadi pengingat akan pentingnya membentuk ekosistem mobilitas yang cerdas dan bertanggung jawab. Kehadiran produsen global di GIIAS mencerminkan kepercayaan dunia terhadap kebijakan industri otomotif Indonesia.

Dari sisi kinerja industri, Indonesia mencatatkan rekor tertinggi nilai tambah manufaktur pada 2023 sebesar USD 255,96 miliar, menjadikannya nomor 12 di dunia dan nomor 1 di ASEAN, jauh di atas Thailand. Rata-rata MVA Indonesia selama 40 tahun terakhir pun mencapai USD 102,85 miliar.

Sementara itu, ekspor produk manufaktur pada 2024 mencapai USD 196,5 miliar, atau 74,25% dari total ekspor nasional, dengan pertumbuhan sebesar 5,11%. Kuartal pertama 2025 juga menunjukkan surplus perdagangan manufaktur sebesar USD 10,4 miliar.

× Image