Gaikindo Buka Peluang Revisi Target Penjualan Mobil Nasional 2025

MOTORESTO.ID, JAKARTA -- Tren penjualan mobil nasional sepanjang 2025 terus menunjukkan tekanan. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebutkan bahwa target penjualan nasional sebesar 900 ribu unit kemungkinan perlu direvisi, mengingat realisasi hingga Agustus masih jauh dari harapan.
Ketua I Gaikindo, Jongkie D. Sugiarto, menjelaskan bahwa pihaknya masih memantau kondisi pasar sebelum mengambil keputusan resmi.
“Ya belum [revisi]. Kita lihat lah nanti, kalau memang diperlukan revisi, ya revisi,” kata Jongkie saat ditemui di Jakarta.
Data Gaikindo mencatat, wholesales atau distribusi mobil dari pabrik ke dealer pada Agustus 2025 hanya mencapai 61.780 unit, turun 19 persen dibanding Agustus 2024. Sementara itu, penjualan retail pada periode yang sama merosot 13,4 persen menjadi 66.478 unit.
Meski secara bulanan ada sedikit perbaikan, yaitu kenaikan 1,5 persen wholesales dan 5,7 persen retail dibanding Juli 2025, tren kumulatif tetap negatif. Selama Januari–Agustus 2025, wholesales turun 10,6 persen menjadi 500.951 unit, sementara penjualan retail turun 10,7 persen menjadi 522.162 unit.
Dengan kondisi ini, dibutuhkan tambahan sekitar 400 ribu unit hingga akhir tahun untuk mengejar target 900 ribu unit. Sebagai perbandingan, penjualan mobil nasional pada 2024 hanya berada di kisaran 865 ribu unit.
“Kalau satu tahun penuh (2025) bisa 750 ribu–800 ribu unit, itu yang mungkin realistis. Mungkin segitu,” tambah Jongkie.
Faktor Ekonomi Jadi Penyebab
Menurut Jongkie, turunnya penjualan tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain. Pelemahan ekonomi global berdampak pada daya beli masyarakat, terutama karena harga komoditas seperti batu bara, nikel, dan bauksit ikut merosot.
“Kalau penjualan turun 10% dibanding tahun lalu, kita harus lihat penyebabnya. Ekonomi dunia memang tidak bagus, daya beli turun, harga komoditas juga turun. Jadi kondisi ini bukan hanya berdampak pada industri otomotif, tapi semua sektor. Mudah-mudahan situasi ini bisa segera berubah,” ujarnya.
Komitmen Kendaraan Listrik

Meski menghadapi tantangan di pasar konvensional, Gaikindo tetap mendukung percepatan adopsi kendaraan listrik. Indonesia, kata Jongkie, telah terikat komitmen dalam Paris Agreement untuk menurunkan emisi.
“Caranya dengan berbagai upaya, termasuk insentif. Siapa pun yang mau masuk ke Indonesia harus janji bikin pabrik. Selama dua tahun itu boleh impor, tapi ada garansi. Jadi ini salah satu cara sambil menarik investasi,” jelasnya.
Dengan sisa empat bulan menuju akhir tahun, industri otomotif dituntut bekerja ekstra untuk mendongkrak penjualan. Gaikindo optimistis masih ada peluang pertumbuhan, meskipun target 900 ribu unit dinilai sulit tercapai.
Secara realistis, proyeksi penjualan berada di kisaran 750 ribu hingga 800 ribu unit pada 2025. Hal ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi produsen, dealer, serta pemangku kepentingan industri otomotif di tengah tantangan ekonomi global.