Home > Mobil

VinFast Buktikan Mobil Listrik Lebih Hemat, Konsumen Bisa Hemat Hingga Rp 135 Juta

Hanya 1230 energi dari bensin yang benar-benar dimanfaatkan untuk berkendara
Dok. Motoresto.id 
Dok. Motoresto.id

MOTORESTO.ID JAKARTA — Di balik kebiasaan masyarakat mengisi bensin mobil hingga ratusan ribu rupiah, tersembunyi fakta efisiensi energi yang mengejutkan. Dari setiap Rp500 ribu yang dibayarkan untuk bahan bakar, sekitar Rp389 ribu justru tidak digunakan untuk menggerakkan kendaraan, melainkan hilang dalam bentuk panas dan kebisingan. Data ini selaras dengan temuan FuelEconomy.gov, yang menyatakan bahwa hanya 12–30% energi dari bensin yang benar-benar dimanfaatkan untuk berkendara.

Wakil Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyebut bahwa satu liter bensin memiliki energi setara 1,3 kWh listrik, yang jika dikonversi hanya setara Rp2.210. Artinya, secara energi, mobil listrik menawarkan efisiensi biaya yang jauh lebih unggul dibandingkan kendaraan berbahan bakar fosil.

Melihat kondisi tersebut, produsen kendaraan listrik VinFast mengklaim dapat memberikan total biaya kepemilikan (Total Cost of Ownership/TCO) yang jauh lebih rendah. Dengan menawarkan empat model mobil listrik mulai dari harga Rp218 juta hingga Rp439 juta, VinFast menghadirkan solusi mobilitas yang diklaim ekonomis, praktis, dan ramah lingkungan. Fasilitas seperti pengisian daya gratis, jaringan stasiun pengisian yang luas, serta skema jaminan pembelian kembali (buyback guarantee) turut memperkuat daya saingnya di pasar otomotif Indonesia.

Pengalaman Konsumen Biaya Turun hingga 90%

Erwindiawan, seorang karyawan swasta di Tangerang Selatan, membagikan pengalamannya setelah beralih dari mobil bensin ke dua unit mobil listrik. Ia mengaku pengeluaran bulanannya turun drastis. “Biaya utamanya hanya untuk pengisian daya dan servis ringan. Bahkan, biaya charging di rumah tidak sampai Rp1 juta per bulan,” ujarnya.

Menurutnya, efisiensi tersebut mendorong perubahan kebiasaan berkendara. “Dulu mikir-mikir kalau mau bepergian, sekarang jadi lebih sering keluar rumah karena biaya operasional jauh lebih murah,” kata Erwin. Ia bahkan mencatat penghematan hingga 90% dibanding penggunaan mobil bensin berkapasitas besar.

Simulasi biaya kepemilikan selama lima tahun menunjukkan efisiensi signifikan dari kendaraan listrik VinFast. Misalnya, VinFast VF 3, meskipun memiliki harga awal Rp227 juta, memiliki TCO hanya sekitar Rp67,6 juta lebih hemat Rp85 juta dibandingkan city car bensin setara.

Model lain seperti VF 5 dan VF e34 juga menunjukkan efisiensi yang sama. VF 5 dapat menghemat biaya hingga Rp132 juta dibandingkan compact SUV bensin, sementara VF e34 mencatat efisiensi hingga Rp135 juta dibandingkan SUV bensin di segmen yang sama.

Dukungan Infrastruktur Jadi Kunci

Keunggulan VinFast tak lepas dari jaringan pengisian daya V-GREEN yang terus dikembangkan. Hingga 2025, VinFast menargetkan 63.000 titik pengisian di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali. Kerja sama dengan berbagai mitra lokal juga mempercepat pembangunan infrastruktur ini, termasuk target ambisius 100.000 stasiun tambahan dalam tiga tahun ke depan.

Menurut Erwin, infrastruktur yang mudah diakses menjadi kunci kenyamanan pengguna. Ia menyoroti pentingnya kompatibilitas sistem dan kemudahan aplikasi. “Kalau semua charging station tinggal colok, tanpa ribet aplikasi, itu yang bikin nyaman. Dan VinFast sudah mengarah ke sana,” katanya.

Dengan terus menekan biaya melalui teknologi, infrastruktur, dan ekosistem yang terintegrasi, VinFast optimis kendaraan listrik akan menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia. “Kalau nanti ada mobil listrik tiga baris dengan harga bersaing, saya yakin akan jadi favorit keluarga Indonesia,” pungkas Erwin.

× Image