Home > Bisnis

Volvo Hadapi Tekanan Tarif AS, CEO Baru Hkan Samuelsson Siap Satukan Visi dengan Geely

Di tengah tekanan tarif Donald Trump, Volvo kembali dipimpin Hkan Samuelsson yang berambisi memperkuat sinergi dengan Geely
 Sumber:Volvo
Sumber:Volvo

MOTORSTO.ID, JAKARTA -- Volvo Cars tengah menghadapi tekanan besar akibat kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump yang menargetkan impor kendaraan dan suku cadang dari luar negeri. Kondisi ini memicu langkah cepat dari CEO baru lama, Håkan Samuelsson, yang kembali memimpin Volvo setelah pemecatan Jim Rowan pada awal April lalu.

Samuelsson langsung merombak jajaran manajemen dengan mengganti CFO, dan mengumumkan langkah pemangkasan biaya serta restrukturisasi operasi Volvo di Amerika Serikat. Langkah ini mencerminkan niat serius Volvo untuk bertahan di tengah situasi pasar global yang tidak stabil.

“Kami punya peluang unik melalui kerja sama dengan Geely, yang tidak dimiliki banyak produsen mobil lain,” kata Samuelsson dikutip dari Reuters.

Kolaborasi erat ini dinilai penting dalam upaya efisiensi biaya, terutama untuk menghadapi tingginya tarif dan persaingan dari produsen lokal di Tiongkok yang menawarkan mobil listrik dengan harga lebih terjangkau.

Data pendapatan Volvo di 2024 menunjukkan bahwa Eropa masih menjadi pasar terbesar (48%), disusul Tiongkok (20%) dan Amerika Serikat (16%). Di sisi lain, Samuelsson membuka peluang pemanfaatan aset bersama Geely seperti pabrik baterai Novo di Swedia dan fasilitas produksi di Slovakia untuk merek-merek di bawah grup Geely seperti Polestar.

Kembalinya Samuelsson juga menandai pergeseran strategi yang lebih sinkron dengan visi Geely, berbeda dengan pendekatan Rowan yang cenderung menjadikan Volvo lebih independen. Ketegangan antara Rowan dan Chairman Geely, Eric Li, disebut sebagai pemicu utama pergantian pucuk pimpinan ini.

× Image