Mantan Bos Nissan Sebut Kolaborasi Nissan, Honda, dan Mitsubishi Sebagai 'Rumah Jagal'
MOTORESTO.ID, JAKARTA -- Industri otomotif Jepang sedang menghadapi potensi perubahan besar dengan rencana kolaborasi antara Nissan, Honda, dan Mitsubishi. Ketiga produsen mobil ini berencana untuk berkolaborasi dalam pengembangan perangkat lunak dan berbagi biaya penelitian serta pengembangan (R&D) untuk elektrifikasi.
Namun, mantan bos Nissan-Renault, Carlos Ghosn, memiliki pandangan yang berbeda tentang kemitraan tersebut. Ia bahkan menyebutnya sebagai "rumah jagal" dengan Nissan sebagai korban utamanya.
Dalam wawancara dengan CNBC, Ghosn mengungkapkan bahwa kolaborasi ini lebih menyerupai "pengambilalihan terselubung" daripada kemitraan sejati.
“Nissan dalam mode panik, mencari seseorang untuk menyelamatkan mereka karena mereka tidak dapat menghasilkan solusinya sendiri,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa Honda kemungkinan besar akan menjadi pihak yang mendominasi kemitraan ini, mengingat kapitalisasi pasar mereka yang hampir empat kali lipat dari Nissan.
Jika kesepakatan tercapai, perusahaan induk akan didirikan dan terdaftar di Bursa Efek Tokyo. Honda akan memiliki kendali penuh dengan mencalonkan sebagian besar anggota dewan perusahaan. Hal ini dapat menjadikan grup tersebut sebagai produsen mobil terbesar ketiga di dunia berdasarkan penjualan kendaraan, setelah Toyota dan VW Group.
“Honda akan berada di kursi pengemudi. Sangat menyedihkan melihat Nissan, yang pernah berada di garis depan industri, menjadi korban pembantaian ini,” tambah Ghosn.
Meski demikian, CEO Honda, Toshihiro Mibe, menegaskan bahwa penggabungan hanya akan terjadi jika kedua merek dapat membuktikan kemampuan mereka untuk berdiri sendiri. Sementara itu, Nissan masih berusaha memperbaiki performanya dengan rencana restrukturisasi yang mencakup pemotongan 9.000 pekerjaan dan pengurangan kapasitas produksi global sebesar 20%.