Dampak Buruk Persaingan Ketat Kendaraan Listrik Global bagi Pabrikan
MOTORESTO.ID,BEIJING--Perkembangan pesat kendaraan listrik di China telah memicu persaingan ketat industri otomotif di negeri Tirai Bambu tersebut. Bahkan persaingan telah berdampak pada bisnis sejenis negara lain seperti Eropa dan AS hingga memicu perang harga dan iklim usaha kendaraan listrik menjadi kurang sehat.
Pemerintah AS berupaya membatasi masuknya kendaraan listrik asal China dengan menetapkan bea masuk yang tinggi. Demikian pula di Eropa yang membuat Volkswagen, raksasa otomotif Eropa menutup tiga pabriknya dan mengurangi produk akibat kalah bersaing dengan mobil listrik China. VW telah menyatakan berencana untuk memberhentikan pekerja dan mungkin memangkas upah.
Di daratan China sendiri yang merupakan pasar otomotif terbesar di dunia, BYD dan Tesla terlibat dalam perang harga sengit yang mempengaruhi keuntungan bagi kedua raksasa kendaraan listrik tersebut.
Namun Agustus, BYD (yang juga menjual mobil hibrida) melaporkan dari penjualan mobil penumpangnya mampu meningkatkan pendapatan sebesar 24 persen pada kuartal ketiga menjadi 28,24 miliar dolar AS.
Angka itu melampaui Tesla untuk pertama kalinya. Ini adalah tanda terbaru setelah hampir dua tahun menurunkan harga mobilnya, Tesla mulai merasakan dampak perlambatan di pasar kendaraan listrik.
CEO GM Mary Barra seperti dikutip Businnes Insider mempertanyakan keberlanjutan perang harga yang lebih luas di wilayah tersebut yang didorong peningkatan penjualan kendaraan murah perusahaan rintisan kendaraan listrik China yang membuat masalah kian rumit.
Hadirnya kendaraan listrik murah buatan China telah lama mengancam pasar kendaraan listrik di AS. Selain harga lebih terjangkau, mobil listrik China memiliki tampilan menarik dan terknologi terkini yang mampu bersaing dengan produk AS ataupun Eropa. Bahkan CEO Ford Mark Ford mengatakan minggu lalu dirinya telah mengendarai Xiaomi SU7 buatan China selama enam bulan dan tidak ingin melepaskannya.