BYD Coba Taklukkan Pasar Mobil Listrik di Jepang, Ini Tantangannya
MOTORESTO.ID,YOKOHAMA--Penjualan mobil listrik China kini telah menjangkau di banyak negara. Namun, di Jepang yang menjadi pusat raksasa otomotif dunia, mobil listrik China menghadapi sejumlah kendala tersendiri.
BYD yang menjadi produsen mobil listrik terbesar di China menghadapi sejumlah tantangan karena berbagai hal. Di negeri Sakura tersebut permintaan kendaraan listrik telah lama lesu. Tahun ini pemerintah Jepang telah mengubah cara penghitungan subsidi kendaraan listrik, mengurangi subsidi untuk BYD dan beberapa pesaingnya. Munculnya kekhawatiran tentang proteksionisme akibat ekspansi besar besaran juga mewarnai masalah tersebut.
Penjualan kendaraan listrik di Jepang melambat karena Toyota dan produsen mobil domestik lainnya lebih fokus pada pengembangan teknologi hibrida yang dinilai lebih sesuai dengan kebutuhan saat ini.
Pemerintah Jepang sendiri pada April lalu merombak skema subsidi kendaraan listrik, dengan mengatakan hal itu akan mendorong penyebaran pengisi daya dan infrastruktur lainnya. Subsidi yang sebelumnya ditentukan oleh kinerja mobil, sekarang mempertimbangkan kriteria seperti jumlah pengisi daya cepat yang dipasang produsen, dan layanan purna jual.
Selain itu tidak sedikit orang Jepang yang masih khawatir membeli produk China karena masalah kualitas. Kedua negara dengan ekonomi terbesar di Asia ini juga memiliki sejarah perang yang rumit dan ketegangan politik selama bertahun-tahun.
"Mobilnya bagus, tapi saya rasa tidak akan laku di Jepang," kata Yukihiro Obata, 58 tahun yang mengunjungi ruang pamer BYD di Yokohama.
"Orang Jepang menganggap barang buatan Jepang lebih unggul daripada barang buatan China dan Korea Selatan. Kami tidak percaya produk China bisa lebih berkualitas," kata Obata beralasan.
Obata mengatakan dirinya tidak menentang pembelian mobil asing, termasuk juga mempertimbangkan kendaraan listrik dari Mercedes-Benz, Audi, dan Hyundai yang memiliki kualitas yang sama baiknya.
Lindungi Industri Dalam Negeri
Seorang pejabat Kementerian Perindustrian Jepang seperti dikutip Reuters mengatakan tujuan perubahan tersebut adalah untuk menciptakan lingkungan di mana kendaraan listrik digunakan secara berkelanjutan dan dipromosikan dengan cara Jepang.
Produsen mobil lain yang terkena pemotongan subsidi termasuk Mercedes, Volkswagen, Peugeot, Volvo, Hyundai, dan produsen Jepang Subaru. SUV Nissan dan Toyota masih memenuhi syarat untuk maksimum 850.000 yen, dan Tesla juga mendapat subsidi yang sama atau lebih tinggi pada model yang dijualnya di Jepang.
Untuk membidik pasar di Jepang, BYD telah menerapkan sejumlah strategi promosi. Seperti menawarkan diskon untuk 1.000 mobil pertama yang terjual dari model terbarunya, dan menayangkan iklan TV yang dibintangi seorang aktris Jepang. Strategi ini berarti biaya pemasaran yang lebih tinggi dari yang diharapkan. BYD menawarkan tiga model dan sekarang memiliki lebih dari 30 ruang pamer.
Zhou Jincheng, manajer penelitian Tiongkok di perusahaan riset otomotif Fourin di Nagoya menilai perubahan subsidi dapat mencerminkan upaya pemerintah Jepang untuk melindungi industri dalam negeri, "Mereka harus mengambil beberapa tindakan untuk melindungi industri otomotif mereka," kata Zhou.
BYD menawarkan tiga model dan sekarang memiliki lebih dari 30 ruang pamer. "Ada orang-orang di Jepang yang benar-benar membenci produk-produk China, jadi bukanlah ide yang bagus untuk mencoba dan memaksakan diri pada mereka," kata Atsuki Tofukuji, presiden BYD Auto Japan.