Mengenal Metode Pengujian Daya Tahan Baterai Kendaraan Listrik, Mana yang Terbaik?
MOTORESTO.ID,JAKARTA-- Daya tahan baterai kendaraan listrik sangat penting dalam menentukan jarak tempuhnya. Semakin jauh jarak tempuhnya, akan semakin mengutungkan karena pemilik tidak perlu risau akan kehbisa daya listrik. Terutama saat bepergian ke lokasi yang jauh dari tempat pengisian daya listrik.
Sejumlah pabrikan otomotif maupun baterai kini sedang berlomba menciptakan baterai yang ramah lingkungan, memiliki daya tahan yang panjang dan tidak perlu waktu lama untuk mengisi ulang. Rata-rata jarak tempuh baterai kendaraan listrik saat ini berada di kisaran 300 hingga 500an kilometer. Semua bergantung pada jenis kendaraannya.
Sejauh ini pabrikan kendaraan listrik kerap menggunakan jasa lembaga pengujian seperti New European Driving Cycle (NEDC) dan Worldwide Harmonised Light Vehicle Test Procedure (WLTP) untuk standar Eropa, dan Environmental Protection Agency (EPA) untuk Amerika Serikat. Keduanya memiliki karakter yang berbeda karena disesuaikan dengan kondisi lalu lintas di Eropa dan Amerika Serikat.
Dari tiga siklus pengujian dengan durasi dan kecepatan bervariasi, mulai dari perkotaan, pinggiran kota, hingga jalan tol. WLTP memberikan gambaran paling akurat tentang jarak tempuh mobil listrik di dunia nyata.
“Kami memahami bahwa jarak tempuh merupakan salah satu faktor terpenting yang dipertimbangkan konsumen sebelum membeli kendaraan listrik," kata Rifkie Setiawan, Head of Brand PT Chery Sales Indonesia dalam keterangan tertuisnya.
Karena itu untuk meyakinkan konsumen di Tanah Air, pihak Chery telah melakukan uji coba baterai produknya dengan metode pengetesan WLTP (Worldwide harmonized Light Vehicles Test Procedure) dan NEDC (New European Driving Cycle) pada produk Omoda E5.
Chery OMODA E5 memiliki jarak tempuh mencapai 430 KM dengan metode WLTP dan 505 km dengan metode NEDC untuk satu kali pengisian penuh baterai. Dengan hasil pengujian yang mengesankan ini, Chery OMODA E5 diklaim menjadi kendaraan listrik yang memiliki jarak tempuh terjauh di kelasnya."Metode WLTP dipilih Chery sebagai standar pengujian karena bisa memberikan simulasi kondisi berkendara yang lebih mendekati situasi nyata," kata Rifkie.
Metode WLTP merupakan metode uji jarak tempuh yang paling realistis saat ini karena sesuai dengan standarisasi uji coba dunia. Pengujian ini dilakukan dalam kondisi yang lebih mendekati gaya berkendara normal.
Seperti di siklus perkotaan dengan kecepatan rata - rata 21 Kilometer/jam, siklus pinggiran kota dengan kecepatan rata - rata 35 Kilometer/jam, siklus jalan tol dengan kecepatan rata - rata 75 Kilometer/jam dan siklus gabungan yang merupakan kombinasi dari ketiga siklus sebelumnya.
Metode WLTP memperhitungkan kondisi berkendara yang bervariasi. Hasil uji jarak tempuh OMODA E5 dapat memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kemampuan mobil ini untuk memenuhi kebutuhan pengguna sehari - hari.
Chery OMODA E5 memiliki jarak terjauh di kelasnya yakni 430 kilometer melalui metode WLTP. Mobil ini juga menawarkan konsumsi daya baterai yang irit yakni 15,5 kWh per 100 kilometer (metode WLTP), serta performa akselerasi impresif yakni 0-100 km/jam dalam waktu 7,6 detik.