Home > Mobil

Angka Produksi Kendaraan Masih di Kisaran 1 Jutaan Unit Pertahun, Ini Penyebabnya

Varian produk kendaraan yang di ekspor harus diperbanyak termasuk negara tujuan ekspor.
Suasana diskusi Proyeksi Pasar Otomotif 2024 Peluang dan Tantangan yang digelar Forum Wartawan Otomotif (FORWOT) Indonesia Selasa (16/1). dok Motoresto.id

MOTORESTO.ID,JAKARTA--Jumlah produksi kendaraan di Tanah Air dalam 10 tahun terakhir masih berkutat di angka 1 jutaan unit pertahun. Meski sejumlah industri otomotif telah membuka pabrikanya di Indonesia.

Menurut Sekum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Kukuh Kumara dalam diskusi bertemakan Proyeksi Pasar Otomotif 2024 Peluang dan Tantangan yang digelar Forum Wartawan Otomotif (FORWOT) Indonesia Selasa (16/1), tidak beranjaknya volume produksi otomotif karena berbagai faktor.

Seperti pertumbuhan ekonomi, harga produk yang terlalu mahal, varian produk yang lebih banyak didominasi kendaraan MPV, investasi komponen lokal dan faktor lain. "Saat ini kami masih melakukan kajian dan belum selesai," katanya.

Di sisi lain negara tetangga seperti Thailand, atau Vietnam secara agresif mempertahankan pertumbuhan industri otomotif mereka dengan meningkatkan investasi komponen lokal. Bahkan di Thailand komite industri kendaraan bermotor diketuai perdana menteri. Industri otomotif merupakan salah satu industri yang mampu bertahan saat pandemi Covid-19.

Selain itu varian produk kendaraan yang di ekspor harus diperbanyak termasuk negara tujuan ekspor. Sehingga peningkatan produk kendaraan akan terjadi.

Kukuh juga menyambut positif sejumlah industri mobil listrik di Tanah Air sepert MG, Wuling, NETA atau Hyundai dikabarkan telah memiliki peluang ekspor produk mobil listrik mereka ke Australia.

Menurutnya, negeri kanguru tersebut membutuhkan kendaraan yang berukurang besar, bukan sekedar kendaraan serbaguna dan mampu menempuh jarak jauh. Jumlah kendaraan listrik sendiri di Australia masih sekitar 20.000. "Kendaraan listrik sendiri masih tergolong baru di Australia," kata Kukuh.

Masalah ekspor diserahkan ke setiap brand karena setiap ekspor produk otomotif tentunya memiliki konsekuensi jangka panjang. Seperti layanan purna jual, garansi dan sebagainya yang dibutuhkan konsumen. Termasuk di dalamnya perjanjian ekspor dengan negara tujuan.

× Image