Home > Umum

Pasar Mobil Listrik di Tanah Air Kian Beragam, Anda Mau Pilih yang Mana?

Pasar mobil listrik di Tanah Air kian tumbuh dan beragam baik merek maupun sistem penggeraknya mobil listrik

MOTORESTO.ID,JAKARTA--Pasar mobil listrik di Tanah Air kian tumbuh dan beragam baik merek maupun sistem penggeraknya. Konsumen yang ingin memiliki mobil listrik juga memiliki berbagai pilihan menarik. Tentunya semua itu memiliki kelebihan dan kekurangannya.

Mobil listrik berbasis baterai (bukan hybrid) di Indonesia antara lain dari Korea (Hyundai dan Kia), China (DFSK, MG, Wuling, Neta, Chery), Jepang (Lexus, Mitsubishi, Nissan, Toyota), Jerman (BMW, Mercedes-Benz), Inggris (MINI).

Untuk volume penjualan, menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) hingga Oktober 2023 mobil listrik merek  Hyundai (Ioniq 5 sebanyak 5.827 unit) dan Wuling (Air EV sebanyak 4.005 unit) dan Toyota (bZ4X sebanyak 474 unit) menempati urutan teratas.

Untuk model dan varian, BMW dan Hyundai juga menawarkan sejumlah varian mobil istriknya. Penjualan mobil listrik mencapai 51.831 unit sepanjang 10 bulan pertama 2023, naik 322 persen secara tahunan (year-on-year, (YoY) dari 12.281 unit.

Sebagai contoh whole sales kendaraan elektrifikasi (xEV) Toyota periode Januari – November 2023 juga turut meningkat mencapai 33.603 unit dengan market share 54,3 persen. Naik lebih dari 6 kali lipat dari periode yang sama tahun 2022. "Whole sales xEV Toyota pada Januari – November 2023 naik 6 kali lipat dari periode yang sama tahun 2022," kata Vice President Director PT. Toyota-Astra Motor (TAM), Henry Tanoto beberapa waktu lalu.

Sedangkan mobil listrik non hybrid, terdiri dari dua kategori. Pertama adalah mobil listrik battery electric vehicle (BEV). Kedua adalah plug-ini hybrid vehicle (PHEV). Mobil BEV adalah mobil yang menggunakan penggerak motor listrik bertenaga baterai. Satu-satunya cara untuk mengisini ulang (recharging) daya listrik harus menggunakan alat pengisian daya ke listrik PLN.

Untuk mobil jenis PHEV memiliki dua penggerak, yakni mesin konvensional berbahan bakar minyak (BBM) dan bertenaga baterai. Kedua sumber tenaga dapat bekerja bergantian atau bahkan bersamaan sekaligus sehingga membuat mobil sangat bertenaga karena didorong dua sumber tenaga. Baterai pada mobil PHEV dapat diisi ulang menggunakan sumber listrik yang dibangkitkan mesin konvensional yang pada saat itu sedang bekerja.

Dengan kata lain, mobil PHEV punya kemampuan swa-recharging. Baterai pada mobil PHEV juga dapat melakukan pengisian ulang pada fasilitas listrik PLN. Di situlah yang membedakan antara mobil PHEV dengan mobil hybrid. Mobil hybrid hanya bisa swa-recharge, tapi tidak bisa mengisi daya ke PLN.

 

 

× Image