Home > Umum

Mengenal Pentingnya Rantai Pasok Bagi Industri Otomotif

Hubungan bilateral antara Indonesia – Jepang selama lebih dari 6 dekade, telah mendorong perkembangan industri otomotif nasional ke arah positif.

MOTORESTO.ID,NAGOYA-- Hubungan bilateral antara Indonesia – Jepang selama lebih dari 6 dekade, telah mendorong perkembangan industri otomotif nasional ke arah positif.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi otomotif asal Jepang mencapai US$525,48 juta sepanjang semester I/2023, dari total investasi otomotif sebesar US$744,43 juta.

Indonesia pun menorehkan prestasi neraca dagang positif sebagai pengekspor produk otomotif sebagai produk berteknologi tinggi yang nilainya lebih dari 7 miliar dolar AS.

" Pengembangan investasi Toyota Indonesia di industri otomotif, juga meliputi pengembangan SDM beserta ratusan rantai pasok di dalamnya," kata Bob Azam Wakil Presiden Direktur PT  Toyota Motor Manufacturing Indonesia  (TMMIN) di Nagoya, Jepang.

Toyota Indonesia berupaya untuk terus mempertahankan peran Indonesia sebagai pusat produksi dan ekspor kendaraan ke kawasan Asia & Timur Tengah, Afrika, Amerika Selatan, dan Australia.

Melalui aktivitas penguatan rantai pasok lokal, Toyota Indonesia meyakini bahwa dalam menyambut elektrifikasi, transisi dari kendaraan berteknologi ICE menuju elektrifikasi memerlukan proses untuk eskalasi kapabilitas rantai pasok.

Penguatan rantai pasok lokal nyatanya menjadi sokongan bagi daya saing industri otomotif nasional yang kuat. Saat ini supply chain otomotif menjadi pilar industri, mengingat ada 300 ribu SDM yang berada di bawahnya.

Melalui aktivitas ini, TMMIN akan membawa 29 perusahaan rantai pasok tier 1-2.  TMMIN sendiri menaungi lebih dari 205 supplier di tier 1-2, sebagai pembuka jalan dan menjembatani kerjasama yang nantinya akan terbuka melalui aktivitas business forum ini dengan kemudahan untuk mengakses pasar internasional lebih mudah.

Perusahaan Mobilitas


Toyota Indonesia bertransformasi dari perusahaan kendaraan menjadi perusahaan mobilitas (mobility company) di tahun 2018. Sebelumnya, industri otomotif memasuki periode perubahan besar memasuki millenium kedua.

Teknologi berkembang pesat, mulai dari mobil otonom, mobil ramah lingkungan, layanan mobilitas, dan konektivitas mobil-manusia via aplikasi.  Ini merupakan area baru yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung mobilitas generasi berikutnya.

Di saat yang sama, Toyota secara Global telah menetapkan tujuan jangka panjang Toyota Environmental Challenge 2050, di mana emisi kendaraan yang diproduksi di tahun 2050 turun hingga 90% dibandingkan emisi di tahun 2010.

Pemerintah Indonesia juga telah menetapkan tujuan jangka panjang dengan pemakaian energi terbarukan sekitar 30% di tahun 2050 menuju total Net Zero Emission 2060.

 

× Image