Pengunjung PEVS 2023 Lampaui Target, Moeldoko: Penjualan Masih Lambat
MOTORESTO.ID, JAKARTA--Meski jumlah pengunjung PERIKLINDO Electronic Vehicle Show (PEVS) 2023 melampaui target, namun perkembangan penjualan kendaraan listrik sampai kini dinilai masih lambat.
Salah satu penyebabnya adalah lemahnya sosialisasi kepada masyarakat.
Meski pemerintah telah gencar memberikan jaminan subsidi dan sejumlah kemudahan bagi masyarakat yang ingin membelinya.
Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (PERIKLINDO), Moeldoko mengakui keterlambatan tersebut dan pemerintah telah membahasnya.
"Kemarin kita telah melakukan pertemuan dengan Kemenkomarves," katanya, Minggu (21/5).
Ia mengakui selain lemahnya sosialisasi kendaraan listrik ke masyarakat, aturan yang ada khusus terkait penjualan kendaraan listrik sebaiknya perlu disederhanakan sehingga tidak menyulitkan masyarakat.
" Masyarakat harus dikasih kesempatan semudah mungkin, jangan ribet," katanya
Pemerintah masih melakukan evaluasi guna perbaikan dan banyak masyarakat yang memanfaatkan subsidi.
Soal konversi ke kendaraan listrik, Moeldoko juga menyatakan aturan masalah ini ada di Kemenhub.
Hal ini terkait dengan uji standarisasi agar tidak semua orang melakukan konversi sendiri. Ini terkait dengan uji keselamatan karena ada kriteria tertentu yang dikeluarkan kemenhub.
Moeldoko juga menyebutkan PERIKLINDO Electric Vehicle Show (PEVS) 2023 telah menuai hasil positif.
Jumlah pengunjung melampaui target dari 30 ribu menjadi 30.700 orang.
Target transaksi PEVS 2023 mencapai Rp 285 miliar, namun saat ini panitia masih melakukan penghitungan akhir.
Soal keterlibatan perguruan tinggi juga tidak luput dari perhatiannya. Diharapkan dalam pengembangan ekosistem kendaraan lsitrik mendatang akan lebih banyak lagi perguruan tinggi yang dilibatkan.
Sehingga akan terbentuk link and match antara industri dan perguruan tinggi. " Itu yang kita harapkan," katanya.
Moeldoko berharap PEVS mendatang diselenggarakan dengan jumlah hari penyelenggaraan ditambah. Termasuk memperkenalkan masalah kendaraan listrik kepada anak sekolah.
Hal itu dinilai penting sebagai bentuk sosialisasi sejak dini. " Ini perlu dipikirkan ke depannya seperti apa," katanya.