Bersaing Ketat Merebut Pasar dengan Teknologi Canggih yang Ramah Kantong
MOTORESTO.ID,JAKARTA--Perhelatan Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 menjadi momentum di awal tahun ini sebagai simbol pulihnya industri otomotif nasional setelah pandemi Covid-19. Hal itu mendukung capaian angka produksi kendaraan bermotor yang menurut catatan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) mencapai 1 juta unit tahun 2022.
Capaian itu tentunya tidak terlepas dari campur tangan pemerintah khususnya keringanan pajak kendaraan bermotor yang digulirkan sejak dua tahun lalu. Dalam IIMS tahun ini juga ditandai dengan terus bertambahnya produk kendaraan listrik.
Apabila sebelumnya hanya dimonopoli pabrikan Jepang atau Korea Selatan, kini jumlah kendaraan listrik pabrikan Cina juga bertambah dari yang sudah ada sebelumnya seperti Wuling Air EV, Mini EV, EC 31, DFSK Gelora E yang diproduksi lokal dan menjadi primadona DFSK serta MG 4 EV.
Menarik dicermati, kehadiran kendaraan asal Cina baik listrik maupun konvensional telah mendorong persaingan industri otomotif nasional kian ketat. Pasar SUV dan MPV yang menjadi kue terbesar di Tanah Air telah diperebutkan agen pemegang merek (APM) dari Eropa, Jepang, Korea dan Cina.
Sebagai pendatang yang paling akhir masuk ke Indonesia, APM asal Cina telah menggebrak dengan menampilkan ciri khasnya menampilkan kendaraan dengan fitur canggih, namun dijual dengan harga terjangkau.
Strategi ini dilakukan sebagian besar pabrikan asal Cina guna menjangkau kalangan kelas menengah di Tanah Air yang ingin menikmati kecanggihan teknologi otomotif terkini seperti Advanced Driver Assistance System (ADAS), namun harga terjangkau. Seperti yang dilakukan Wuling Almaz, DFSK Glory 560 maupun Chery Omoda 5, Tiggo 7 dan 8. Strategi tersebut memang cukup berhasil menciptakan penggemar di kelas menengah.
Bahkan sejumlah pabrikan Jepang dan Korea melalui sejumlah brand kelas menengahnya juga harus menyesuaikan diri untuk bersaing di kelas ini. Tak ketinggalan, teknologi hybrid yang selama ini diagungkan pabrikan Jepang juga telah disematkan di sejumlah produk kelas menengah mereka seperti Kijang Innova Zenix hybrid, Suzuki Ertiga Hybrid, Grand Vitara Hybrid dan lainnya.
Masyarakat yang sedang gencar diperkenalkan teknologi kendaraan listrik, memiliki pilihan kendaraan hybrid yang dapat dijadikan transisi sebelum sepenuhnya memiliki kendaraan listrik. Selain itu dengan semakin banyaknya kendaraan hybrid maupun listrik yang diproduksi di Tanah Air diharapkan mampu menekan biaya produksi agar kendaraan berbasis listrik yang dijual harganya terjangkau.
Namun, hal itu masih harus didukung dengan kebijakan penuh pemerintah yang konsisten seperti keringanan pajak, fasilitas pengisian tenaga listrik umum dan sarana pendukung lainnya agar tercipta ekosistem yang kondusif bagi kendaraan listrik.
Jumat mendatang, pameran GIKINDO Jakarta Auto Week (GJAW) siap digelar. Seolah tidak mau kalah dengan pameran lainnya, GJAW menghadirkan 60 merek otomotif terkemuka tanah Air. Selain GJAW masih ada Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS), Indonesia Motorcycle Show (IMOS) dan lainnya.
Tentunya pameran tersebut memberi warna yang beragam dan membuat persaingan industri otomotif nasional kian bergairah. Bergairahnya industri ini akan mendorong hadirnya investasi yang dapat menunjang ekspor bagi devisa negara dan inovasi baru. Ini penting bagi Indonesia yang menjadi salah satu pusat produksi otomotif terbesar di Asia Tenggara.