Beranda » Blog » “Mengintip” Strategi Isuzu Atasi Bisnis Tambang yang Menantang

“Mengintip” Strategi Isuzu Atasi Bisnis Tambang yang Menantang

motoresto.id/,JAKARTA–Berdasarkan laporan Kementerian ESDM, pada tahun 2021 Indonesia memiliki cadangan batu bara terverifikasi sebesar 31,69 miliar ton. Sekitar 43% dari total cadangan tersebut berada di wilayah Kalimantan Timur atau 13,6 miliar ton.

Bisnis tambang khususnya batu bara memang menjanjikan. Jumlah produksi batu bara terus meningkat dalam tiga tahun terakhir. Menurut BPS Kalimantan Timur, jumlah produksi pada 2019 mencapai 243 153 868,94 ton, pada 2020 sebesar 206 030 322,65 ton dan pada 2021 meningkat hingga 294 252 801,68 ton.

Besarnya produksi batu bara tersebut tentunya membutuhkan sarana transportasi yang memadai agar batu bara dapat didistribusikan hingga ke konsumen dengan baik dan tepat waktu. Karena itu dibutuhkan sarana transportasi yang khususnya truk angkutan batu bara yang mumpuni.

"Truk tambang tak cukup tangguh saja, tapi layanan after sales sangat vital terhadap performance," kata Hendri Guyjaya, Supply Management Division Head PT Pamapersada Nusantara dalam sebuah diskusi dengan media di Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) beberapa waktu lalu.

Hal itu sangat dibutuhkan karena truk tambang batu bara beroperasi selama 24 jam non stop. Sehingga risiko kerusakan sangat besar terjadi. Apabila ada gangguan kendaraan tidak bisa dibawa ke bengkel karena memakan banyak waktu sehingga harus diperbaiki di lokasi.

Apa Saja yang Perlu Diperhatikan Setelah Mobil Dipakai Berlibur Jarak Jauh ?

Untuk itu pabrikan harus menerapkan layanan after sales service atau jemput bola bagi konsumen di lokasi. Seperti menempatkan mekanik terampil yang dilengkapi suku cadang fast moving dan bersiaga agar dapat melakukan perbaikan dalam waktu cepat dilokasi.

Sebagai contoh sebuah truk bisa mencapai 5000 kilometer hanya dalam waktu dua minggu karena bekerja non stop 24 jam. Untuk perawatan sebuah truk yang bekerja berat membutuhkan perhatian ekstra seperti pergantian pelumas setiap dua minggu sekali.

Moses G. Kosasih, Bisnis Operation Division Head PT Isuzu Astra Indonesia Motor menilai tantangan bisnis pertambangan adalah kebutuhan unit operasional yang hemat BBM namun tetap andal di medan tambang yang beragam kebutuhannya. Seperti truk tambang tonase, 20-30 ton, atau angkut batu bara ukuran 6×4 pada produk Isuzu.

Untuk itu diharapkan penggunaan teknologi mesin diesel modern seperti common rail yang dipadu dengan penerapan standar Euro 4 pada mesin masa kini diharapkan menjadi solusi bagi aspek efisensi BBM yang rendah polusi.

Sebagaimana umumnya kendaraan angkutan berat, penggantian berkala terhadap filter udara dan BBM pada truk juga wajib dilakukan secara rutin sesuai dengan petunjuk dari pabrik. Demikian pula mesin diesel common rail yang terkomputerisasi tentunya perlu penanganan yang berbeda dari mesin diesel biasa. Komponen mesin yang rusak atau habis masa pakainya sebaiknya diganti dengan suku cadang asli standar pabrik agar berfungsi optimal dan penggantian harus tepat waktu.

Suzuki Hadirkan Festival Service Selama Januari, Seperti Apakah?

Aspek lain yang harus diperhatikan adalah penggunaan BBM yang berkualitas baik. Penggunaan truk tambang yang jauh dari lokasi pengisian BBM umum menjadi pekerjaan tersendiri. Apapun strategi yang digunakan untuk mengisi BBM, truk sebaiknya tetap mendapat pasokan BBM berkualitas agar tidak mengganggu kinerja mesin yang akan merugikan dari sisi bisnis.