Carlos Sainz Sr. Mundur dari Bursa Calon Presiden FIA, Ini Alasannya

MOTORESTO.ID, JAKARTA – Legenda reli asal Spanyol, Carlos Sainz Sr., memastikan dirinya tidak akan mencalonkan diri dalam pemilihan presiden FIA yang dijadwalkan berlangsung pada akhir 2025. Kabar itu ia sampaikan langsung melalui pernyataan resmi di media sosialnya pada Rabu (25/6/2025), sekaligus mengakhiri spekulasi yang telah berkembang selama beberapa bulan terakhir.
“Halo semuanya. Melalui pesan ini saya ingin mengonfirmasi secara terbuka bahwa saya akhirnya memutuskan untuk tidak mencalonkan diri sebagai presiden FIA pada pemilihan tahun ini,” ujar Sainz dalam pesannya.
Wacana pencalonan Sainz sebagai presiden FIA sebelumnya menguat pada Mei lalu setelah Motorsport.com mengungkap kemungkinan dirinya menjadi penantang serius bagi presiden saat ini, Mohammed Ben Sulayem. Banyak pihak di paddock dan lingkungan FIA menilai Sainz memiliki profil ideal untuk memimpin perubahan di badan tertinggi olahraga otomotif dunia itu.
Namun, Sainz mengakui bahwa dirinya telah melakukan analisis mendalam sebelum membuat keputusan akhir. “Saya telah bekerja secara intensif selama beberapa bulan terakhir untuk memahami situasi di FIA dan tuntutan serta kompleksitas yang terlibat dalam proyek yang begitu penting. Setelah melakukan refleksi mendalam, saya sampai pada kesimpulan bahwa situasi saat ini tidak ideal bagi saya untuk meletakkan dasar-dasar pencalonan saya,” jelasnya.
Salah satu alasan utama mundurnya Sainz dari pencalonan adalah komitmennya terhadap proyek Reli Dakar bersama Ford. Ia mengaku tak ingin mengorbankan partisipasinya di Dakar demi ambisi politik. “Untuk mencalonkan diri sebagai presiden, saya harus mengorbankan partisipasi saya di Dakar secara signifikan, dan saya tidak ingin melemahkan komitmen saya terhadap Ford dan tim saya. Situasi saat ini membuat saya realistis dan meninggalkan proyek saya dengan FIA untuk sementara waktu,” tambahnya.
Meski batal maju dalam pemilihan kali ini, Sainz menegaskan bahwa hasratnya untuk membantu transformasi FIA belum padam. “Semangat saya untuk melayani dan memimpin di dunia motorsport tidak berubah dan saya terus percaya bahwa organisasi ini membutuhkan perubahan besar yang saya harap dapat dilakukan di tahun-tahun mendatang,” katanya.
Di sisi lain, pengunduran Sainz memunculkan spekulasi soal peluang petahana Mohammed Ben Sulayem untuk melenggang mulus mempertahankan jabatannya, meski tak menutup kemungkinan kandidat lain muncul. Ben Sulayem sendiri berada di bawah tekanan karena sejumlah kontroversi internal FIA yang mendorong sebagian kalangan mendesak adanya perubahan kepemimpinan.