Home > Mobil

Penjualan Ritel Melemah Dua Bulan Berturut, Sinyal Konsumen Mulai Tahan Belanja Otomotif

Penjualan ritel AS turun dua bulan berturut-turut pada Mei 2025, dipicu sektor otomotif dan kekhawatiran konsumen terhadap tarif serta kondisi ekonomi
  Sektor otomotif menjadi salah satu pemicu utama pelemahan ini Dok. Carscoops
Sektor otomotif menjadi salah satu pemicu utama pelemahan ini Dok. Carscoops

MOTORESTO.ID, AS -- Penjualan ritel Amerika Serikat mengalami penurunan selama dua bulan berturut-turut, dengan angka terburuk tercatat pada Mei 2025. Data terbaru ini mengisyaratkan bahwa konsumen mulai menahan pengeluaran, termasuk untuk kendaraan bermotor, karena kekhawatiran terhadap tarif baru dan tekanan keuangan rumah tangga.

Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa nilai pembelian ritel—yang belum disesuaikan dengan inflasi. Turun sebesar 0,9% pada Mei. Ini merupakan penurunan terbesar sejak awal tahun, menyusul koreksi 0,1% pada April. Penurunan ini menandai kontraksi berturut-turut pertama sejak akhir 2023.

Sektor otomotif menjadi salah satu pemicu utama pelemahan ini, disusul oleh penurunan belanja pada bahan bangunan dan bensin. Dari total 13 kategori dalam laporan ritel, tujuh mengalami penurunan signifikan. Bahkan, pengeluaran di restoran dan bar—satu-satunya kategori jasa dalam laporan tersebut—tercatat turun paling tajam sejak awal 2023.

Konsumen AS disebut telah melakukan pembelian besar-besaran kendaraan dan barang tahan lama di awal tahun untuk mengantisipasi tarif tinggi yang dijanjikan mantan Presiden Donald Trump. Namun kini, data menunjukkan sikap konsumen mulai hati-hati, dengan pengeluaran yang cenderung dikurangi seiring tekanan biaya hidup dan suku bunga yang tinggi.

Meski bea masuk yang mulai diberlakukan belum langsung mendorong inflasi, sentimen pasar tetap rapuh. Jajak pendapat Bloomberg mengungkapkan bahwa tiga dari lima responden mulai mengurangi pengeluaran, terutama untuk sektor jasa seperti makan di luar dan hiburan, karena khawatir terhadap potensi resesi.

Namun, tidak semua sektor tertekan. Penjualan barang-barang seperti pakaian, furnitur, dan perlengkapan olahraga justru naik 0,4% pada kelompok kontrol, yang menjadi dasar perhitungan konsumsi barang dalam PDB. Lonjakan ini sedikit menahan tekanan dari data ritel yang negatif.

Sebelum rilis data ini, GDPNow dari Federal Reserve Atlanta memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua mencapai 3,8%, berbalik arah dari kontraksi sebelumnya yang disebabkan oleh impor besar-besaran menjelang pemberlakuan tarif.

Di sisi kebijakan, bank sentral AS (The Fed) masih bersikap hati-hati. Pejabat The Fed disebut akan mempertahankan suku bunga dalam pertemuan pekan ini, sembari menanti kejelasan lebih lanjut terkait dampak kebijakan perdagangan Donald Trump terhadap perekonomian nasional.

× Image