Chery CSH Tembus 2.100 SPK, Pemesanan Dari Luar Jabodetabek Meningkat

MOTORESTO.ID, JAKARTA -- Chery CSH terus menarik perhatian pasar otomotif nasional. Sejak peluncurannya, model hybrid SUV ini telah membukukan lebih dari 2.100 Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) hanya dalam waktu satu bulan. Dengan pengiriman unit yang sudah mencapai sekitar 600 unit, antusiasme konsumen terhadap produk terbaru dari Chery Sales Indonesia (CSI) ini tergolong tinggi, bahkan melebihi ekspektasi awal perusahaan.
“SPK-nya per kemarin sudah menembus 2.100 unit, sementara unit yang sudah dikirim baru sekitar 600-an. Jadi 1.000 unit pertama dengan harga promosi Rp499,9 juta sudah habis sejak 30 Mei. Setelah itu, kita naikkan menjadi Rp509,9 juta untuk 2.000 unit berikutnya, dan akan disesuaikan lagi ke Rp510,9 juta setelah kuota terpenuhi,” ungkap Budi Darmawan, Sales Director PT Chery Sales Indonesia saat ditemui di Jakarta (17/6/2025).
Seluruh unit CSH yang sudah dikirim ke konsumen merupakan hasil produksi lokal berstatus CKD dari fasilitas perakitan Handal. CSI menargetkan pengiriman wholesale ke dealer mencapai 1.000 unit pada bulan ini. Estimasi pengiriman untuk konsumen baru berkisar antara dua minggu hingga satu bulan, bergantung pada pilihan warna kendaraan.
Langkah ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi dari pengalaman sebelumnya saat meluncurkan model J6, yang mengalami waktu tunggu cukup lama akibat lonjakan permintaan yang tidak terduga.
Konsumen Puas, Pasar Meluas ke Luar Jabodetabek
Respons dari konsumen awal terbilang positif. Banyak pelanggan merasa puas dengan kombinasi kenyamanan kabin yang senyap, efisiensi berkendara, serta karakter unik dari teknologi hybrid yang menggabungkan performa kendaraan listrik (EV) dan fleksibilitas mesin bensin (ICE).
Lebih menarik lagi, distribusi pemesanan CSH justru cukup merata. Hampir 50% SPK berasal dari luar wilayah Jabodetabek, sebuah fenomena yang berbanding terbalik dengan tren kendaraan listrik sebelumnya yang didominasi oleh konsumen di kawasan urban.
“Kalau dulu EV itu 80% dari Jabodetabek, sekarang justru non-Jabodetabek mulai mendominasi. Mereka ingin merasakan EV, tapi terbentur masalah infrastruktur charging. CSH menjadi solusi karena kalau listrik habis, ya tinggal pakai bensin,” jelas Budi.
Chery juga menanggapi dengan hati-hati terkait strategi harga bertahap yang mereka terapkan. Harga awal Rp499,9 juta hanya berlaku untuk 1.000 unit pertama, lalu naik menjadi Rp509,9 juta untuk 2.000 unit berikutnya. Setelah itu, akan kembali disesuaikan ke Rp510,9 juta.
“Kami sadar ada efek psikologis saat harga naik. Tapi kami sudah belajar dari pengalaman model Tiggo Cross. Dengan kampanye harga terbuka dan promosi aktif di media sosial, konsumen jadi paham dan bisa mengambil keputusan lebih cepat,” jelas Budi.
Penggunaan di kota-kota besar seperti Jakarta, kendaraan hybrid seperti CSH menjadi pilihan yang relevan dan efisien. Bagi pengguna yang sehari-hari beraktivitas di dalam kota, kendaraan ini menawarkan solusi mobilitas yang hemat dan praktis. Sementara untuk mereka yang tinggal di pinggiran kota atau sering bepergian jauh, fleksibilitas penggunaan mode bensin menjadi nilai tambah signifikan.
Budi juga menegaskan bahwa kompetisi di pasar otomotif sangat dinamis. Beberapa brand bahkan menurunkan harga secara drastis dalam sejarah mereka. Namun Chery percaya diri dengan penawaran nilai yang mereka bawa.
Setelah laku terjual 1.000 unit, model Chery Tiggo 8 CSH kini dibandrol Rp 509,9 juta setelah sebelumnya Rp 499 juta.