ALVA: Konsumen Kendaraan Listrik Alami "Charging Anxiety"
MOTORESTO.ID,JAKARTA--Ternyata sekitar 60 persen calon pengguna kendaraan listrik khawatir tentang jangkauan baterai dan ketersediaan infrastruktur pengisian daya. Data yang dirangkum dari perilaku konsumen ALVA juga menunjukkan bahwa 80 persen pengguna motor listrik mulai mengisi daya baterai ketika kapasitas baterai mencapai 76%, sedangkan 50 persen pengguna mulai mengisi daya pada kapasitas 53 persen.
Berrdasarkan survei yang dilakukan Indonesia Electric Vehicle Association (IVEA) tersebut, ALVA dalam keterangan resminya, Kamis (27/6) menyimpulkan kekhawatiran ini sebagai konsep baru yaitu, "Charging Anxiety", di mana konsumen Indonesia cenderung lebih khawatir dan mempertimbangkan dimana mereka bisa mengisi daya motor listrik mereka, bukan hanya seberapa jauh (range) jangkauan motor listrik mereka.
Menyikapi hal tersebut, ALVA menetapkan kontribusinya dalam mengembangkan infrastruktur kendaraan listrik roda dua di Indonesia dengan memperluas jaringan charging station. Saat ini, ALVA telah menyediakan 10 lokasi charging di berbagai titik strategis dan berencana untuk terus menambah jumlahnya demi memberikan kemudahan bagi konsumen dalam mengisi daya baterai motor listrik mereka.
ALVA juga telah berkolaborasi dengan mitra penyedia jasa bengkel modern, Otoklix, untuk melebarkan layanannya ke jaringan bengkel Otoklix di area Jabodetabek yang bertujuan untuk menjangkau lebih banyak lagi konsumen ALVA yang hendak melakukan perawatan maupun servis motor listriknya.
Pada perhelatan bergengsi Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 yang akan dilangsungkan pada 18 - 28 Juli 2024, ALVA juga akan memperkenalkan tiga varian produk baru yang bertujuan untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik yang lebih holistik dan ramah lingkungan, serta menyediakan solusi mobilitas yang berkelanjutan dan sesuai kebutuhan konsumen.
Selama dua tahun terakhir, pengguna motor listrik ALVA telah mencatat hampir 1 juta perjalanan hingga pertengahan Juni 2024. Upaya ini telah menghasilkan penghematan lebih dari 750.000 kg emisi CO2, yang setara dengan menanam 344.165 pohon. Pencapaian ini melesat pesat dibandingkan dengan Juni tahun lalu, di mana penghematan baru mencapai 85,6 kg CO2.