Ini Alasan Mercedes-Benz Tidak Menggunakan Nama EQG di G-Class Terbaru
MOTORESTO.ID, JAKARTA Mercedes dan produsen mobil lainnya mulai mundur dari strategi penamaan khusus untuk kendaraan listrik mereka, dengan meminimalkan atau menghapus lencana yang membedakan mobil listrik dari yang menggunakan pembakaran internal. Ini menandai perubahan dalam paradigma industri otomotif yang mengakui bahwa mobilitas listrik tidak lagi eksklusif atau harus menonjolkan diri.
Sejak gelombang pertama mobil listrik muncul pada awal dan pertengahan tahun 2010-an, produsen mobil berlomba-lomba menarik perhatian dengan desain futuristik dan penamaan yang khas. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi dan evolusi selera konsumen, kendaraan listrik telah menjadi lebih mainstream. Kini, produsen fokus pada menyederhanakan pengalaman konsumen dengan mengintegrasikan perangkat keras listrik ke dalam model yang sudah ada atau membuat mobil listrik terlihat mirip dengan yang menggunakan bahan bakar fosil.
Mercedes adalah salah satu produsen yang memperlihatkan perubahan ini dengan menyebut kelas G listrik barunya sebagai 'G580 dengan Teknologi EQ' daripada EQG. Keputusan ini mencerminkan pemahaman bahwa pengguna yang memilih mobil listrik tidak lagi ingin terlalu mencolok atau berbeda secara drastis dari konvensional. Mereka mencari mobilitas yang ramah lingkungan tanpa harus menunjukkan statusnya secara mencolok.
Tren ini juga tercermin dalam langkah serupa dari produsen lain, seperti BMW dan Volkswagen, yang juga mulai mengurangi penonjolan lencana khusus untuk mobil listrik mereka. Dalam beberapa tahun mendatang, kita mungkin akan melihat lebih sedikit penekanan pada perbedaan antara mobil listrik dan yang menggunakan pembakaran internal, karena konsumen semakin terbiasa dengan teknologi tersebut.