Berkunjung di Pabrik Kecap Manis Asin Cap Jeruk Pecel Tulen Surabaya Berdiri Sejak 1937
MOTORESTO.ID,SURABAYA - Bermula dari geliat perniagaan yang diwarnai oleh interaksi para pedagang asing (Eropa, Gujarat, Arab, dan Tionghoa) dan penduduk lokal, hubungan mutualisme lebih lanjut menghasilkan peleburan tradisi sekaligus memunculkan tradisi baru, tidak terkecuali kuliner bernuansa peranakan (Tionghoa).
Banyak sajian Indonesia populer pada hakikatnya berakar dari tradisi dapur Tionghoa, namun masyarakat tidak familiar dengan akar asal-usulnya.
Hal tersebut dikarenakan proses adaptasi dengan kondisi serta selera lokal, telah menciptakan panganan yang justru tidak ditemukan di negeri asalnya.
Sebut saja bakwan (ote-ote), nasi goreng, soto, kecap, onde-onde, lontong mi dan banyak lainnnya.
Untuk mengenali identitas kota Surabaya sebagai melting pot melalui keragaman kuliner khas yang sesungguhnya bertalian erat dengan kultur Tionghoa, dengan menengok serba-serbi pembuatan kecap manis di Pabrik Kecap Cap Jeruk Pecel Tulen, serta ragam jajanan khas seperti cakwe, bakcang, ote-ote, lontong mi, soto dan lain sebagainya di Pasar Atom Surabaya
Perjalanan dimulai ke Pasar Atom yang berdiri sejak tahun 1972 dan dikenal sebagai sentra penjualan produk berbahan dasar atom atau plastik.
Seiring dengan berkembangnya kebutuhan masyarakat, komoditi yang dijual di Pasar Atom semakin beragam. Kini Pasar Atum dikenal sebagai sentra kuliner akulturasi Surabaya dan etnis Tionghoa.
Kemudian ke industri rumahan Kecap Cap Jeruk Pecel. Bisnis Kecap Cap Jeruk Pecel Tulen dimulai tahun 1937, dari generasi pertama Hwan Kieng Hien dan sang istrinya hingga generasi ketiga saat ini.
Pabrik Kecap Manis Asin Cap Jeruk Pecel Tulen (JPT) dikenal sebagai salah satu kecap paling populer di Surabaya, Lamongan, Krian, Sidoarjo, Gresik, bahkan beberapa daerah di NTT dan NTB. Selain harganya yang terjangkau, cita rasa produk ini juga dianggap sama seperti dulu.