Apakah Busi yang Anda Pakai Asli Atau Palsu?
MOTORESTO.ID,JAKARTA-- Busi menjadi sarana pendukung vital bagi kendaraan bermotor yang menggunakan ruang bakar.
Tanpa kehadiran busi yang prima, proses pembakaran BBM dan udara di ruang bakar tidak akan berjalan lancar. Ini akan mempengaruhi kinerja mesin kendaraan.
Saat ini tidak sedikit konsumen yang menjadi korban praktik penipuan busi palsu dan busi rekondisi. Para pelaku pemalsuan sengaja menciptakan busi palsu dengan menggunakan merek busi ternama. Bagi kalangan awam sepintas busi palsu ini sama dengan busi asli.
Namun, perbedaan baru terasa ketika kendaraan bermotor digunakan. Kinerja busi tidak mampu bekerja optimal. Hal itu akibat dari penggunaan bahan baku yang tidak bermutu sehingga mempersingkat usia pakai busi.
"Pada umumnya konsumen terpikat karena harganya yang jauh lebih murah," kata Diko Oktaviano, Technical Support Product Specialist PT Niterra Mobility Indonesia (NMI) produsen busi NGK di Tanah Air.
Kasus penipuan umumnya terjadi ketika konsumen membeli busi melalui e-commerce. Konsumen yang tergiur dengan harga yang jauh lebih murah dari busi asli tidak bisa membedakan busi asli dan palsu. Konsumen umumnya baru sadar ketika busi digunakan tidak mampu memberikan usia pakai yang seharusnya. " Ini merugikan konsumen dan produsen," kata Diko.
Sebagai gambaran usia pakai busi kendaraan roda empat mencapai 20.000 kilometer. Sedangkan kendaraan roda dua antara 6000 hingga 10.000. Usia pakai yang lebih rendah untuk kendaraan roda dua karena beban kerja mesin sepeda motor lebih berat dari kendaraan roda empat yang memiliki busi hingga 4 buah.
Untuk membedakan produk busi asli atau palsu, NGK memberikan tips sederhana bagi konsumen agar tidak tertipu lagi. Produk palsu dapat dikenali dengan tulisan NGK yang pudar, tulisan LOT Number pada busi juga pudar.
Pada busi palsu terlalu banyak angka yang dicantumkan. Sedangkan busi asli kombinasi angka dan huruf seimbang. Setiap busi memiliki kombinasi yang berbeda meski jenis atau tipenya sama.
Aktivitas pemalsuan busi bermula dari Eropa dan kini sudah masuk ke Indonesia. Pihak NGK sendiri telah melakukan upaya hukum melalui pengacara untuk menyelesaikan kasus ini. "Kami akan memulainya dari e-commerce untuk menelusuri penjual besar busi palsu ini untuk diciduk," kata Diko.