Larangan Penjualan Kendaraan Emisi di Eropa Menuai Kritik, Ini Ancamannya

MOTORESTO.ID,BERLIN--Keputusan Uni Eropa yang akan melarang penggunaan kendaraan berbahan bakar bensin maupun diesel atau internal combustion engine (ICE) mulai tahun 2035 menuai kritik dari kalangan industriawan Eropa.
Pasalnya kebijakan tersebut akan merugikan pabrikan mobil Eropa yang harus berjuang mengatasi lesunya permintaan mobil di Eropa, bersaing dengan produk China dan lesunya bisnis mobil listrik global.
"Kita perlu melihat kenyataan. Kalau tidak, kita akan terdorong dengan kecepatan penuh ke arah tembok," ujar CEO Mercedes Benz, Ola Kaellenius, kepada harian bisnis Handelsblatt ketika bicara target 2035. Menurutnya, pasar mobil Eropa akan "runtuh" bila kebijakan itu terus diberlakukan.
Kaellenius berpendapat konsumen akan segera membeli mobil bermesin bensin atau diesel sebelum larangan itu diberlakukan. Bicara soal mobil listrik, pihaknya menilai perlunya insentif pajak dan harga listrik murah di stasiun pengisian daya untuk mendorong peralihan ke mobil listrik. "Tentu saja kita harus melakukan dekarbonisasi, tetapi harus dilakukan dengan cara yang netral teknologi. Kita tidak boleh melupakan ekonomi kita," katanya seperti dikutip Reuters.
Di China sendiri bisnis otomotif mengalami pelambatan karena menurunnya permintaan kendaraan hybrid. Di sisi lain praktek perang harga di industri otomotif di negeri Panda tersebut juga dinilai telah merugikan industri secara keseluruhan. China adalah pasar mobil terbesar di dunia dan menyumbang lebih dari separuh penjualan kendaraan listrik global, yang menurut data Rho Motion, lembaga konsultan energi, mencakup kendaraan listrik bertenaga baterai dan hibrida plug-in.
Data dari Asosiasi Mobil Penumpang Tiongkok pada hari Jumat menunjukkan pertumbuhan penjualan kendaraan energi baru, termasuk kendaraan listrik murni dan hibrida plug-in, melambat menjadi 12 persen dari 29,7 persen pada bulan Juni, tetapi masih melampaui penjualan mobil berbahan bakar bensin selama lima bulan berturut-turut.
Permintaan terhadap kendaraan hibrida terus melemah, dengan penjualan gabungan kendaraan hibrida plug-in dan jarak jauh turun 3,6 persen dari Juli tahun lalu karena kemajuan dalam teknologi baterai dan infrastruktur pengisian daya mengurangi kekhawatiran mengenai jangkauan kendaraan listrik murni. Penjualan mobil di China diperkirakan akan kembali tumbuh kuat mulai bulan Agustus karena dana baru tersedia untuk skema subsidi.