Nissan dan Honda Batal Merger? Begini Detailnya
![Dok. Reuters](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/news/250208222027-862.png)
MOTORESTO.ID, JAKARTA -- Sebelumnya Nissan dan Honda berencana merger yang dapat mengubah lanskap industri otomotif global. Jika merger ini terealisasi, entitas baru yang terbentuk akan menjadi produsen mobil terbesar ketiga di dunia berdasarkan penjualan, mengungguli Hyundai Motor Group. Namun sayang, laporan terbaru menunjukkan adanya potensi pembatalan, terutama dari pihak Nissan yang dikabarkan mempertimbangkan untuk mundur dari negosiasi.
Latar Belakang dan Alasan Merger
Tekanan dari produsen kendaraan listrik (EV), terutama dari China, menjadi salah satu faktor utama yang mendorong Nissan dan Honda untuk menjajaki merger. Penjualan yang melemah di pasar utama, termasuk China, serta kebutuhan untuk beradaptasi dengan tren kendaraan listrik, memicu kedua perusahaan untuk mencari strategi yang lebih kompetitif.
Merger ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing mereka dengan memanfaatkan keahlian teknologi masing-masing, sekaligus mengurangi biaya pengembangan kendaraan listrik di tengah ketatnya persaingan industri otomotif global.
Rencana dan Tantangan dalam Proses Merger
Pembicaraan merger ini telah dimulai sejak Maret 2024, dengan target penyelesaian pada Juni 2025. Jika kesepakatan tercapai, saham kedua perusahaan kemungkinan besar akan dihapus dari bursa (delisting). Selain itu, Mitsubishi Motors—yang saham mayoritasnya dimiliki oleh Nissan—juga diperkirakan akan bergabung dalam entitas baru ini.
Namun, tantangan besar masih menghadang. Integrasi struktur organisasi yang kompleks, serta kesulitan dalam memastikan inovasi dan efisiensi biaya jangka panjang, menjadi faktor yang harus dihadapi oleh kedua perusahaan. Selain itu, ketidakpastian di pasar Amerika Serikat dan persaingan dari produsen kendaraan listrik lainnya juga menambah kompleksitas negosiasi.
Laporan Nissan Mundur dari Pembicaraan
Menurut laporan Reuters, Nissan tampaknya akan menarik diri dari pembicaraan merger. Beberapa alasan utama yang mendorong langkah ini antara lain:
- Penolakan internal dalam Nissan terhadap proposal Honda yang ingin menjadikan Nissan sebagai anak perusahaan.
- Ketidakpuasan terhadap rencana restrukturisasi Nissan yang dianggap tidak cukup meyakinkan Honda mengenai potensi pemulihan perusahaan.
Dampaknya, saham Nissan mengalami penurunan hampir 5% di Bursa Saham Tokyo setelah berita ini mencuat, sementara saham Honda justru naik sekitar 8%.
Pernyataan Resmi dan Dampak Jangka Panjang
Dalam pernyataan resminya, Nissan menyatakan bahwa mereka belum secara resmi menarik diri dari negosiasi dan diskusi masih berlangsung. Pengumuman lebih lanjut diperkirakan akan dilakukan pada pertengahan Februari.
Jika merger ini batal, Nissan berpotensi menghadapi tantangan lebih besar dalam bersaing di pasar otomotif global, terutama dalam pengembangan kendaraan listrik. Kebutuhan untuk berbagi biaya riset dan pengembangan semakin mendesak di tengah dominasi produsen EV seperti Tesla dan perusahaan asal China.
Situasi ini masih terus berkembang, dan para pelaku industri otomotif global akan mencermati bagaimana kedua perusahaan besar ini mengambil langkah strategis ke depan.