Yakin Dapat Dorong Minat Hybrid, Toyota Andalkan Insentif PPNBM 3 Persen dan Produksi Lokal

MOTORESTO.ID, JAKARTA -- Toyota Astra Motor (TAM) menyambut baik kebijakan pemerintah terkait pemberian insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar 3% untuk kendaraan hybrid yang diproduksi secara lokal. Insentif ini diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap mobil hybrid, sekaligus menjadi dukungan nyata terhadap kendaraan elektrifikasi berbasis hybrid di Indonesia.
Anton Jimmi Suwandy, Director Marketing TAM, menyatakan bahwa kebijakan ini adalah langkah positif di tengah kondisi pasar otomotif yang masih menantang. Menurutnya, insentif ini juga mendorong komitmen produksi lokal dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang tinggi.
“Ini kabar baik, mengingat beberapa hal. Pertama, kondisi pasar yang masih menantang saat ini. Kedua, ini adalah hasil diskusi panjang dengan pemerintah yang akhirnya menunjukkan pengakuan jelas terhadap kendaraan hybrid sebagai bagian dari elektrifikasi. Selain itu, kami senang karena ini juga mendukung produksi lokal. Kandidat utama yang masuk ke dalam skema ini adalah Kijang Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid, yang sudah memiliki TKDN di atas 70%,” jelas Anton.
Kebijakan ini menjadi momentum bagi Toyota untuk terus menghadirkan kendaraan hybrid dengan harga yang lebih terjangkau. Anton menambahkan, meskipun insentif ini baru mencakup PPnBM, pihaknya tetap optimis bahwa kebijakan ini dapat meningkatkan motivasi masyarakat untuk beralih ke kendaraan hybrid. Selain itu, Toyota juga terus melakukan studi untuk mengembangkan model baru yang lebih ramah di kantong tanpa mengorbankan kualitas.
“Kami selalu bekerja sama dengan prinsipal untuk memastikan pengembangan model hybrid baru yang lebih besar volumenya dan lebih terjangkau. Jadi, meskipun tanpa insentif, kami tetap berkomitmen menghadirkan produk terbaik,” ujar Anton.
Terkait rencana kenaikan opsen Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) hingga 66% pada tahun depan, Insentif ini dinilai membantu meredam dampak kenaikan tersebut. Menurutnya, Jika tidak ada insentif, kenaikan opsen akan sangat terasa. Namun dengan adanya insentif, beban kenaikan dapat ditekan.
Lebih lanjut, Toyota berharap pemerintah daerah dapat melakukan review terkait persentase kenaikan opsen agar tetap berada pada angka yang wajar. Hal ini penting untuk menjaga daya beli masyarakat, terutama terhadap kendaraan hybrid yang menjadi bagian dari upaya elektrifikasi nasional.
LCGC Hybrid?
Saat ditanya soal rencana LCGC Hybrid dan Veloz Hybrid, Anton belum memberikan konfirmasi lebih jauh. Menurutnya, produk tersebut masih dalam tahap perencanaan dan persiapan. Namun, Anton memastikan bahwa Toyota terus melakukan inovasi untuk memperluas pilihan produk elektrifikasi di masa depan.
“Kami yakin pasar otomotif tahun depan bisa kembali ke angka 1 juta unit, setelah tahun ini diperkirakan hanya mencapai sekitar 900 ribu unit. Dengan insentif ini, kami optimis terhadap pertumbuhan pasar,” pungkasnya.