Beranda » Blog » Polytron Ungkap Alasan Pilih Baterai Tanam Dibanding Baterai Swap

Polytron Ungkap Alasan Pilih Baterai Tanam Dibanding Baterai Swap

motoresto.id/, JAKARTA — Dalam perkembangan motor listrik di Indonesia, isu mengenai baterai tanam dan baterai swap terus menjadi perdebatan. Banyak pemain baru mengusung konsep swap sebagai solusi praktis, tetapi Polytron mengambil arah berbeda.

Perusahaan asal Kudus tersebut justru memilih mempertahankan sistem baterai tanam pada lini produknya, seperti Polytron FOX R dan FOX 355. Head of Product Polytron EV, Ilman Fachrian Fadly, menjelaskan alasan di balik keputusan tersebut.

“Waktu dulu kita mempelajari soal motor listrik, swap itu salah satu jenis atau sistem yang kita pelajari. Namun, setelah dianalisis lebih dalam, tim menemukan kelemahan mendasar pada sistem baterai swap yang sulit dihindari,” ujarnya.

Kekurangan pertama terletak pada kapasitas baterai. Sistem swap menuntut ukuran fisik baterai yang seragam, sehingga kapasitasnya tidak bisa terlalu besar.

“Kalau baterainya nggak bisa besar, tenaga motornya juga jadinya nggak besar. Nggak kuat nanjak, nggak kuat boncengan, nggak bisa jauh,” jelasnya.

Wahana Honda Jakarta–Tangerang Hadirkan Promo Gebyar Desember, Servis Motor Matic Diskon 25%

Polytron menilai keterbatasan itu berpengaruh langsung pada performa motor dan mobilitas penggunanya dua aspek yang dianggap sangat penting untuk kebutuhan komuter di Indonesia.

Karena alasan performa tersebut, Polytron memutuskan untuk mengembangkan motor listrik berbasis baterai tanam. Teknologi ini memungkinkan penggunaan baterai berkapasitas lebih besar, tenaga motor lebih optimal, serta jarak tempuh yang lebih panjang. Produk seperti FOX R dan FOX 350 menjadi contoh nyata bagaimana baterai tanam memberikan kemampuan berkendara yang lebih responsif dan stabil.

Baterai Fox 350 Dok. Motoresto.id
Baterai Fox 350 Dok. motoresto.id/

Alasan kedua menyangkut faktor keamanan. Menurut Ilman, baterai adalah komponen paling mahal dari sebuah motor listrik bahkan bisa mencapai hampir setengah dari harga motor itu sendiri. Dalam skema swap, posisi baterai yang mudah diakses membuat risiko pencurian meningkat.

“Kalau misalnya ada orang yang tidak bertanggung jawab, tinggalin baterainya, baterainya hilang. Harganya 5 juta, 10 juta,” tuturnya.

Polytron memandang isu ini sangat krusial, terutama bagi pengguna harian di area perkotaan.

Giat Sosialisasikan Motor Listrik, ALVA Gandeng Grab dan AIZEN Indonesia

Melalui penjelasan ini, Polytron menegaskan bahwa keputusan memilih baterai tanam bukan sekadar soal tren, tetapi hasil evaluasi teknis dan keamanan yang menyeluruh. Dengan performa yang lebih kuat dan risiko kehilangan yang lebih rendah, baterai tanam dinilai lebih sesuai untuk kebutuhan pengguna motor listrik di Indonesia.